MACAM-MACAM TAKDIR
(oleh : H. Asnin Syafiuddin, Lc. MA)
Di antara
kandungan iman kepada qadar adalah mengimani bahwa Allah telah
menulis apa yang diketahui-Nya tentang segala sesuatu. Termasuk
dalam hal ini adalah mengimani lima takdir, yaitu :
Pertama, Takdir Azali (التقدير الأزلي). Takdir yang meliputi segala sesuatu
dalam lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Di saat Allah swt. memerintahkan al-qalam (pena) untuk
menuliskan segala sesuatu yang terjadi dan yang belum terjadi sampai hari
kiamat. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.
1. Firman Allah swt :
مَا أَصَابَ مِنْ
مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ
أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadiid :
22)
2. Sabda Rasulullah saw :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ
السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ِبخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ
“ Allah
telah menulis (menentukan) takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan
langit dan bumi 50.000 tahun. “( HR. Muslim )
Kedua, takdir hari perjanjian (تقدير يوم الميثاق). Yaitu takdir perjanjian fitrah pertama, di
mana Allah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi" (lihat :
QS. Al-A’raf : 172). Allah mentakdirkan mereka untuk mencintai, mentauhidkan,
dan mengagungkan-Nya. Dengan demikian setiap orang mengakui Allah sebagai
penciptanya dan cenderung untuk mentauhidkan-Nya. Yang dimaksud dengan kesaksian
dalam di sini adalah fitrah manusia untuk mentauhidkan Allah. Hal ini diperkuat
firman Allah dalam surat ar-Rum : 30 :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui“.
Ketiga, Takdir ‘Umuri (التقدير العمري). Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal
penciptaannya ketika pembentukan air sperma (usia empat bulan) dan bersifat
umum. Takdir ini mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan. Hal ini
didasarkan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ،
وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
“…Kemudian Allah
mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruhnya dan mencatat
empat perkara: rizki, ajal, amal, sengsara, atau bahagia….” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat, takdir
hauli/tahunan (التقدير الحولي). Yaitu takdir yang
dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun. Perhatikan firman Allah berikut
ini.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ
حَكِيمٍ (4)
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan. Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhaan : 3-4)
Ahli tafsir
menyebutkan bahwa pada malam itu dicatat dan ditulis semua yang akan terjadi
dalam setahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rizki, ajal, dan lain-lain yang
berkaitan dengan peristiwa dan kejadian dalam setahun. Hal ini sebelumnya telah
dicatat pada Lauh Mahfudz.
Kelima, Takdir Yaumi/harian (التقدير اليومي) . Yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan
terjadi dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan,
mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah :
يَسْأَلُهُ مَنْ فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta
kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahmaan : 29)
Takdir yaumi merupakan rincian dari takdir
hauli, takdir hauli merupakan rincian dari takdir ‘umuri ketika penciptaan
sperma, takdir ‘umuri merupakan rincian dari penciptaan pertama pada hari
perjanjian, dan ini merupakan rincian dari takdir azali yang ditulis pada lauh
mahfuzh, dan lauh mahfuzh hanya Allah yang tahu.
(والله
أعلم بالصواب)